Senin, 25 Januari 2016

Tentang PUISI



DENTING

Denting yang berbunyi dari dinding kamarku
Sadarkan diriku dari lamunan panjang
Tak terasa malam kini semakin larut
Kumasih terjaga
Sayang, kau dimana aku ingin bersama
Aku butuh semua untuk tepiskan rindu
Mungkinkah kau disana merasa yang sama
Seperti  dinginku di malam ini
Rintik gerimis mengundang kekasih di malam ini
Kita menari dalam rindu yang indah
Sepi kurasa hatiku saat ini oo sayangku.
Jika kau disini aku tenang

Song by Melly goeslaw

                Aku mengenal lagu ini sejak SD, penuh romansa dan romantisme. Dulu aku menyukai beberapa lagu tulisan dari melly goeslaw. Awal ketertarikan ku dimulai dari film ada apa dengan cinta. Aku juga menyukai puisi karena film ini, apalagi puisi Chairil Anwar, pemilihan kata yang tepat, kosakata indah yang sedikit merayu. Aku menyukai buku juga karena film ini. Aku selalu bermimpi pergi ke sebuah toko buku yang isinya buku usang semua tapi bisa jadi limited edition untuk di zaman ini.
                Tulisan pertama ku pernah dimuat di suatu harian di kota ku. Tak begitu pandai aku merangkai kata tapi aku hanya mencoba menulis apa yang kurasa. Semuanya mengalir begitu saja. Di moment tertentu aku mengabadikannya dengan puisi. Jadi, ketika kubuka kembali lembaran puisi itu. Aku seakan bernostalgia. Pikiranku menari-nari memutar tempo lalu.
                Di film ada apa dengan cinta. Aku tertarik dengan karakter yang bernama cinta. Bahkan aku pun membayangkan bisa menjadi sepertinya. Karakter yang sempurna menurutku. Ada satu moment yang paling kusukai di film ini yaitu musikalisasi puisi rangga oleh cinta.

Kulari ke hutan
Kemudian menyanyiku
Kulari kepantai
kemudian teriakku

Sepi
Sepi dan sendiri aku benci
Aku ingin bingar
Aku mau dipasar

Bosan aku dengan penat
Enyah saja kau pekat

Seperti berjelaga jika kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar ramai
Biar mengaduh sampai gaduh

Ah, Ada malaikat menyulam jaring laba-laba
Ditembok keratong putih
Kenapa tak goyahkan saja loncengnya biar terdera

Atau aku harus lari ke hutan
Belok ke pantai

                Tidakkah ini indah?. Puisi yang indah meski ada arti lain di dalamnya. Aku bukan seorang penulis dan penilai puisi yang baik. Tapi setidaknya aku menyukai puisi. Aku sangat suka puisi. Jadul memang, tapi ini indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar